Selamat Datang

Saya Ucapkan Selamat Datang DI Blog Saya,
Selamat Mencari Informasi di Blog Saya.

Rabu, 09 Maret 2011

Menulis Esai

Apa itu Esai?
Esai merupakan salah satu bentuk tulisan yang di dalamnya memuat opini penulisnya. Tulisan ini bergerak di antara obyektifitas dan subyektifitas. Ia tak hanya menyajikan opini tapi juga fakta demi mengokohkan opini. Ukurannya bisa cair, ringan, bebas, pendek, sedang, dan bisa dibaca sekali duduk. Tapi, selalu ada yang tetap dalam gaya penulisan esai: pengantar, tubuh, kesimpulan. Esai membicarakan beragam tema. Mulai dari soal politik, seni, hingga budaya. Ia tak selalu berusaha menjawab masalah, kadang sekadar merangsang pertanyaan lanjutan. Konon penulisan ini mulai dikenal luas setelah Michel Eyquem de Montaigne (1533-1592), penulis masyhur Prancis, menerbitkan Essais pada 1580. Buku ini terbit tiga jilid dan jilid terakhir terbit pada 1588. Di tanah air, bentuk ini dipopulerkan HB Jassin lewat karyanya Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985).
Model tulisan ini ditemukan berserak di media massa dalam bentuk tulisan-tulisan para pakar, budayawan atau editorial. Salah satu contoh tulisan esai yang masyhur adalah Catatan Pinggir Goenawan Mohamad di majalah Tempo.
Bagaimana Memunculkan Opini yang Menarik?
Secara bebas opini bisa diartikan sebagai pandangan seseorang atau sekelompok orang terhadap satu masalah. Ia bisa juga sebuah praduga atau prasangka. Tapi tak setiap opini menarik untuk diangkat dalam esai. Nah, Anda bisa menguji apakah opini Anda menarik atau tidak dengan beberapa pertanyaan ini.
1.   Apakah opini Anda tak didasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahun valid yang diterima banyak orang, tapi pada sesuatu yang “tampaknya” benar dan berbeda? Kecelakan Adam Air di laut Sulawesi yang menewaskan puluhan orang beberapa tahun lalu, tentu bukan opini, melainkan fakta yang diterima sebagai kebenaran umum. Tapi,  kecelakaan itu terjadi lantaran persaingan usaha para maskapai penerbangan murah adalah opini yang menarik dan menggugah. 
2.   Apakah opini Anda memiliki nilai pertentangan dengan pandangan umum? Di tengah opini yang menganggap kecelakaan tersebut sekadar musibah, tentu saja opini bahwa persaingan usaha salah satu penyebabnya adalah opini yang berbeda atau bertentangan dengan pandangan umum.
3.   Apakah opini Anda memiliki argumen-argumen kuat? Jika Anda berhasil menunjukan argumen dan bukti awal betapa persaingan usaha penerbangan murah membuat banyak maskapai harus “irit” di biaya perawatan dan melanggar standar penerbangan yang ditetapkan, opini itu bisa dikatakan memiliki argumen kuat. Untuk meyakinkan, Anda bisa saja membandingkannya dengan layanan dan operasional maskapai luar negeri yang profesional menjalankan bisnis dan memperhatikan keselamatan penumpang. 
4.   Apakah opini Anda dapat meyakinkan orang lain, dan tidak selalu membuktikan kebenaran sesuatu. Dengan argumen dan opini yang unik dan menggugah, jelas opini Anda bisa meyakinkan orang lain.
Jika pertanyaan di atas itu bisa Anda jawab itu berarti Anda boleh lega, Anda telah memiliki opini yang menarik untuk ditulis dalam esai.


Menulis Esai
Sebelum menulis Anda perlu mempersiapkan beberapa hal. Pertama, buatlah topik lalu tulis dalam satu, atau paling banyak dua kalimat. Topik ini adalah gagasan pokok yang akan Anda kembangkan di tubuh tulisan Anda. Kedua, tentukan siapa pembaca esai Anda. Ketiga, pikirkan bagaimana Anda mengembangkan argumen. Apakah dengan membuat perbandingan, mengkritik atau menjelaskan. Keempat, gunakan urutan logika yang benar dan kokoh. Rumuskanlah pikiran-pikiran utama untuk mendukung gagasan pokok Anda. Sangat baik, jika Anda memikirkan evidensi-evidensi atau fakta-fakta penguat.

Sekarang, mulailah menulis paragraf pertama. Ini pengantar bagi pembaca masuk ke tubuh dan isi tulisan Anda. Penulis yang baik adalah penulis yang mampu mengikat pembaca pada pandangan pertama. Jadi buatlah kalimat pengantar yang membuat pembaca tetap bertahan hingga akhir tulisan Anda. Misalnya dengan cerita ringan atau lukisan singkat. Di sini Anda juga mesti memperkenalkan topik tulisan termasuk pandangan awal Anda. Tulisan esai biasanya menggunakan tiga model ini: model P-D-K (Pendirian-Dukungan-Kesimpulan); model P-S-P (Pendapat-Sanggahan-Pendirian); model Inversi (model yang menempatkan gagasan pokok karangan di bagian akhir).

Sekarang saatnya Anda bergelut membangun isi atau tubuh tulisan. Bangun alur pada setiap paragraf. Pastikan setiap paragraf itu memiliki kalimat-kalimat pokok yang memperkuat gagasan pokok sekaligus berkesesuaian dengan seluruh tulisan Anda. Jalinlah paragraf-paragraf itu dengan kalimat transisi, klausa, atau kata penghubung. Untuk memperkuat, buatlah evidensi-evidensi yang relevan. Agar tulisan Anda tak terkesan monoton, polanya bisa dibuat dengan kutipan langsung. Di bagian ini jangan terburu-buru meringkas isi tulisan Anda. Tunggu hingga paragraf kesimpulan.

Karena umumnya esai tak begitu panjang, maka pastikan Anda menggunakan kata atau kalimat yang hemat dan efektif. Misalnya menghemat kata “agar supaya” dengan “agar” atau “supaya”; “akan tetapi” dengan “tapi”; “apabila” dengan “bila”. Anda juga bisa menggunakan kata yang punya sinonim lebih pendek. Misal, “makin” dengan “kian”, “sangat” dengan “amat”, “sekarang” dengan “kini”. Berikut ini contoh kalimat yang bisa dihemat. Adalah sebuah kenyataan, bahwa negeri ini belakangan tak henti-henti didera bencana (Sebuah kenyataan, negeri ini …)

Terakhir, kesimpulan. Sekarang, coba baca lagi pengaran dan isi tulisan Anda. Ringkas, lalu simpulkan argumentasi Anda. Pastikan Argumentasi tersebut merefleksikan pentingnya argumen dan bukti-bukti pada isi tulisan Anda dan runut secara logika. Setelah itu barulah Anda melakukan editing untuk mengetahui beberapa kesalahan.

Jenis Tulisan Esai
Ada beberapa jenis tulisan esai: narasi, deskripsi, eksposisi, dan persuasi. Esai narasi biasanya menggambarkan ide dengan cara bertutur. Mengisahkan peristiwa bagian per bagian. Deskripsi, esai yang biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda; membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek secara detil. Eksposisi, berusaha menjelaskan atau menunjukkan dengan hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Terakhir persuasi, esai yang berusaha membujuk atau mendorong seseorang untuk setuju atau tidak setuju pada satu pandangan tertentu.
    
Selamat mencoba ya Kawan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar